Rabu, 10 Maret 2010

manajemen perbankan Perusahaan PDAM Banjarmasih

PT. PDAM Bandarmasih

I. Pendahuluan
Air merupakan sarana yang sangat vital bagi kelangsungan hidup, baik itu manusia, binatang maupun tumbuhan. Seiring dengan pertambahan Jumlah penduduk, perkembangan kota Banjarmasin baik disektor pembangunan maupun industri yang terus meningkat mengakibatkan kebutuhan akan air minum terus bertambah.
Untuk itu Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih sebagai perusahaan pengelola air minum di Kota Banjarmasin dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan akan air minum. Yang dimaksud disini adalah air bersih yang didistribusikan kepada masyarakat dengan kualitas, kwantitas serta kontinuitas yang memenuhi persyaratan dan handal. Agar pengelolaan air minum dapat terlaksana dengan baik dan benar diperlukan pengelolaan dengan sistem manajemenyang professional baik dari segi perencanaan, kapasitas produksi, sistem pendistribusian, pengelolaan keuangan, serta pengawasan, sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih dapat terpenuhi.
Disadari bahwa kapasitas sumber daya dan kemampuan sistem kapasitas produksi yang tersedia masih terbatas dan perlu terus ditingkatkan, untuk itu perlu disusun program program kerja, anggaran dan perencanan strategis yang terpadu yang dapat dipergunakan oleh pihak manajemen sebagai bahan referensi untuk mengambil keputusan pengembangan investasi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Banjarmasin berupaya untuk tetap eksis dalam memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya sejalan dengan perkembanganKota Banjarmasin dan sekitarnya.
II. Profil dan Potensi Wilayah
Kota Banjarmasin merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Selatan yang pada saat ini sedang mengalami pertumbuhan fisik dan ekonomi yang cukup pesat dengan tingkat pelayanan yang masih memerlukan perbaikan dan pengembangan. Dengan perkembangan yang cukup pesat tersebut Kota Banjarmasin dipersiapkan sebagai kota perdagangan berusaha untuk mencukupi berbagai kebutuhan fasilitas niaga sehingga dalam waktu dekat akan segera dikembangkan menjadi kota metropolitan.
III. Kondisi Fisik Wilayah
Ditinjau dari letak geografisnya wilayah Kota Banjarmasin yang terletak pada 3 ° 15' – 3 ° 22' Lintang Selatan dan 114 ° 98' - 114 ° 98' Bujur Timur berada di ujung Selatan Propinsi Kalimantan Selatan di dekat Sungai Barito dibelah oleh Sungai Martapura.
Wilayah kota Banjarmasin secara topografi terletak pada ketinggian 0,16 meter dibawah permukaan laut atau merupakan daerah dataran yang terdiri dari rawa-rawa atau sering disebut sebagai daerah dataran banjir dengan luas wilayah 72 km 2 , oleh karena itu Kota Banjarmasin memiliki suhu udara yang panas dengan suhu rata-rata 25 – 38 ° C dengan curah hujan bulanan rata-rata sekitar 236 mm dan jumlah hari hujan berkisar 157 hari per tahun.
Wilayah kota Banjarmasin pada bagian Utara dibatasi Kabupaten Barito Kuala, bagian Timur oleh Kabupaten Banjar, bagian Barat oleh Kabupaten Barito Kuala dan bagian Selatan dibatasi oleh Kabupaten Banjar.
IV. Demografi
Kota Banjarmasin secara administratif terdiri dari 4 kecamatan dengan 50 kelurahan. Penduduk Kota Banjarmasin berdasarkan hasil regristrasi pada akhir tahun 1999 berjumlah 558.550 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,44 % per tahun. Sementara jumlah pendudukyang dihitung berdasarkan jumlah eksisting dan proyeksi penduduk wilayah kota Banjarmasin pada akhir tahun 1996 sebanyak 535.184 jiwa dan diestimakan pada akhir tahun 2001 akan bertambah menjadi 570.906 jiwa dengan pertumbuhan 1,11 % per tahun.
V. Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah
Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional, 1996), kota Banjarmasin secara fungsional telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW). Hal ini berarti bahwa sebagai PKW harus mampu menyediakan jasa pelayanan perbankan dan keuangan, pengolahan dan pengiriman barang, transportasi, pemerintahan dan jasa pelayanan lainnya bagi propinsi dan kabupaten-kabupaten lainnya.
Skenario pengembangan Kota Banjarmasin pada 4 kecamatan cenderung terkonsentrasi di Banjar Utara dan Banjar Selatan. Hal tersebut dapat di teguhkan oleh Bank Tabungan Negara (BTN)yang telah menyalurkan dana KPR dengan membangun rumah sejumlah 1.198 unit di Banjar Utara dan Banjar Selatan pada tahun 1995 dan 1996. Lebih lanjut usulan jalan selatan ruas jembatan Barito – Berangas - Banjar Barat dan pelaksanaan pemekaran ruas pelabuhan Trisakti - Liang Anggangakan memperkuat pola pemekaran kota Utara – Selatan.
Penekanan kota ke arah timur perlu diarahkan untuk menghindari daerah pertanian beririgasi walaupun kondisi topografi kota relatif datar, sedangkan perluasan ke arah tenggara perlu dicegah karena merupakan daerah genangan air rawa.
Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan melalui Rencana Umum Tata Ruang kawasan perkotaan Banjarmaskuala 1999-2019 telah mencanangkan rencana pemekarankota Banjarmasin yang mencakup Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Barito Kuala dengan total luas sebesar 119.785 ha. Rencana tersebut dicanangkan mengingat fungsi dan perankota Banjarmasin sebagai kota Orde I, di lain pihak terbatasnya wilayah kota Banjarmasin yang hanya 7.200 ha serta adanya kepadatan penduduk yang tinggi dibeberapa kelurahan sementara kepadatan penduduk kabupaten sangat rendah.
Untuk memacu pertumbuhan Banjarmasin dirasakan perlu membentuk suatu konsentrasi planologi berupa kota baru yang mampu menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Kota baru itu terletak di dalam wilayah Banjarmaskuala dan disebut Banjarmasin Metropolitan Area (BMA). Rencana pengembangan BMA masih dalam studi dan akan dikembangkan dalam jangka panjang dari 1999 sampai 2019. Opsi pengembangan kota baru menimbulkan 3 alternatif bagi BMA seperti terlihat pada gambar 2.2. Dilihat dari rencana pembangunan berbagai prasarana seperti jalan lingkar luar dan terminal peti kemas di sebelah timur, agaknya ada kecenderungan kuat BMAakan dikembangkan di sebelah timur kota Banjarmasin.
VI. Implikasi Pengembangan Kota Terhadap Kebutuhan Air
Secara umum rencana pengembangan kota Banjarmasin akan memberikan masukan terhadap PDAM dalam mengembangkan wilayah pelayanan sesuai dengan arah kebijakan pengembangan wilayah. Pokok-pokok pemikiran menyangkut rencana pengembangankota terhadap penyediaan air oleh PDAM antara lain adalah :
• Rencana pengembangan pemukiman penduduk diarahkan ke arah luar dari pusat kota, yaitu ke arah utara dan selatan serta sebagian timur sehingga secara otomatis akan menimbulkan demand yang tinggi akan air bersih, dalam hal ini merupakan peluang PDAM untuk sesegera mungkin melakukan pengembangan jaringan distribusi air sebelum ada pesaing atau alternatif lain untuk mendapatkan air bersih.
• Melakukan inventarisasi terhadap klasifikasi konsumsi penggunaan air domestik dan non domestik pada daerah pemukiman di pusat kota sehubungan dengan adanya pemindahan pemukiman dan pengembangan ke arah luar dari pusat kota.
• Rencana pengembangan BMA, kawasan industri dan niaga di daerah pelabuhan Trisakti serta terminal peti kemas juga memerlukan suplai air bersih yang memadai, untuk itu PDAM harus melakukan recognaise terhadap klasifikasi dan jumlah industri yang akan dibangun sehingga dapat diperkirakan kebutuhan akan air bersih pada daerah tersebut.
VII. Profil Perusahaan
Cakupan pelayanan PDAM Bandarmasih di tahun 2006 telah mencapai 86 % dari total jumlah penduduk kota Banjarmasin sebanyak 624.089 jiwa dengan jumlah pelanggan seluruhnya 91.552 sambungan.
Sistem penyediaan air minum PDAM Bandarmasih terdiri dari 2 sistem produksi yang melayani 4 zone, dengan total kapasitas sebesar 1.571 lt/dt, yaitu IPA Pramuka 1.025 lt/dt melayani kecamatan Banjarmasin Timur dan Selatan dan IPA Yani kapasitas 546 lt/dtyang melayani kecamatan Banjarmasin Barat dan Utara. Kontinuitas pengaliran air distribusi selama 24 jam sebesar 94%, atau tinggal 6% yaitu pada daerah pinggirankota . Tingkat kehilangan air 28,5%, dengan posisi keuangan tahun 2006 (sebelum audit) dalam kondisi laba sebesar Rp. 2,96 milyar dengan rasio operasi 103% dan kinerja cukup
VISI
Visi PDAM Banjarmasin Kota Banjarmasin : “ Menjadi Perusahaan Air Minum Yang Mandiri, Profesional Dan Terbaik Dalam Pelayanan ”
Pemahaman dari visi tersebut adalah membangun kemandirian dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan, artinya seluruh program kegiatan dilaksanakan bertumpu pada kemampuan yang dimiliki. Profesional dalam pengelolaan yang didasari dari kualitas sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan dalam memberikan pelayanan serta menjadi yang terbaik yang tercermin dari konsistensi pendistribusian air minum ke konsumen selama 24 jam per hari secara berkesinambungan sepanjang musim
MISI
Untuk dapat merealisasikan visi tersebut disusun misi sebagai berikut :
- PDAM Bandarmasih Full Cost Recovery
- Karyawan profesional dan sejahtera
- Standarisasi kualitas pelayanan
- Memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah
Tujuan yang hendak dicapai dalam lima taun kedepan adalah menjadikan PDAM Bandarmasih dapat berkembang secara mandiri menjadi sebuah Perusahaan Air Minum.
PENILAIAN KINERJA KEUANGAN
TAHUN BUKU 2005

No. Uraian Nilai Indikator
2005 2004 2003 2002 2001 2000
1. Aspek Keuangan 22.50 26.25 16.50 18.00 24.00 15.00
2. Aspek Operasional 22.98 23.83 23.83 22.13 22.98 21.28
3. Aspek Administrasi 11.67 11.67 12.50 12.50 12.50 11.67
Jumlah Kinerja Seluruhnya 57.15 61.75 52.83 52.63 59.48 47.95
Klasifikasi Kinerja Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup
sumber:
Laporan Temuan Pemeriksaan atas Kinerja PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Tahun Buku 2005 tanggal 10 Juli 2006 s.d. 3 Agustus 2006

VIII. Strategi & Sasaran Utama
A. Sasaran :
Berdasarkan visi dan misi diatas sasaran utama yang akan dicapai adalah peningkatan kinerja PDAM, yaitu :
1. Pengembangan Pelayanan
Cakupan pelayanan tahun 2011 sebesar 98 % dari total jumlah penduduk kota Banjarmasin sebanyak 686.450 jiwa dengan jumlah pelanggan sebanyak 120.703 sambungan serta pelayanan berwawasan regional.

2. Full Cost Recovery
Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk didalamnya PDAM dapat membayar tanggung jawab hutang serta dapat memperbaiki atau mengganti peralatan-peralatan sistem produksi dan distribusi.
3. Pelayanan Prima
Seluruh wilayah kota Banjarmasin terlayani PDAM dengan kualitas air minum (17 zona air minum tahun 2011), kontinuitas pengaliran selama 24 jam sepanjang tahun serta layanan pelanggan yang cepat, tepat, mudah dan bersahabat.
B. Strategi
- Optimalisasi sistem produksi dan distribusi.
- Peningkatan kualitas pelayanan
- Pengembangan sumber daya manusia
- Peningkatan pendapatan perusahaan
C. Kebijakan
- Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan
- Sharing PDAM dengan Pemerintah pusat, Propinsi dan Kota dalam Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku.
- Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan Peningkatan kualitas sumber daya manusia
- Efesiensi dan efektivitas dilingkungan kerja.

IX. Analisis SWOT (Streghts, Weakness, Opportunities, Threats)
A. Ancaman (Threats)
• Lemahnya peraturan dan keamanan pasokan sumber air baku
• Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil.
• Kenaikan harga BBM, upah minimum serta bahan operasional
• UU perlindungan konsumen PDAM siap air minum
• Pesaing dari perusahaan sejenis
• Berkembangnya budaya hemat air.
• Pencemaran lingkungan sumber air baku.
B. Peluang (Opportunities)
• Kondisi air tanah jelek merupakan potensi pasar yang baik
• Pesatnya laju pertumbuhan penduduk dan daerah pelayanan.
• Masyarakat sadar akan arti penting air minum untuk kesehatan
• Sumber air baku dari Sungai Tabuk masih tersedia.
• Dukungan Pemda atas program penyesuaian tarif setiap tahun masih dapat berjalan dengan baik.
• Dukungan Pemda atas program penyesuaian tarif setiap tahun masih dapat berjalan dengan baik.
• Dukungan Pemda dalam upaya pengembangan KSO dengan pihak swasta dan daerah lain.
• Dukungan seluruh stakeholder atas program peningkatan dan pengembangan PDAM.
• Memilliki hak eksklusif mengelola air minum
• Banyak investor yang ingin menamkan modal/ bermitra
C. Kelemahan (Weakness)
• Terbatasnya pasokan air baku
• Tingkat kehilangan air masih cukup tinggi
• Peralatan pendukung sistem produksi-distribusi belum memadai
• Layanan hasil pembacaan meter yang belum optimal
• Layanan pengaduan yang belum on-line
• Biaya operasional masih tinggi.
• Belum Full cost recovery
• Besarnya beban hutang pinjaman jangka panjang.
Posisi perusahaan
Dari kesimpulan diatas dapat dijelaskan bahwa kekuatan PDAM Bandarmasih masih besar, sehingga dapat mengeleminir kelemahan yang ada. Kemampuan PDAM Kota Banjarmasin untuk melakukan pengembangan wilayah pelayanan dalam 5 tahun kedepan masih berpotensi cukup besar dari ketersediaan fasilitas sistem produksi dan distribusi yang dimiliki. Hanya saja untuk percepatan pembangunan masih memerlukan dukungan berbagai pihak, salah satunya dukungan terhadap program penyesuaian tarif yang sudah berlangsung selama 4 tahun.
Namun demikian tingginya beban biaya operasional perusahaan mengakibatkan pengembalian hutang jangka panjang tidak dapat berjalan sesuai jadwal yang ditetapkan, walaupun dari segi keuangan sudah baik (memperoleh laba).
Peluang yang dimiliki PDAM Bandarmasih yang bersifat strategis masih lebih besar, sehingga dapat mengeliminir acaman yang ada, termasuk ancaman peraturan pemerintah tentang PDAM harus air siap minum beserta budaya hemat air yang dapat dieleminir melalui program rehabilitas sistem jaringan distribusi yang terencana dan kerja sama opersional dengan daerah lain.
Dari analisa diatas menempatkan PDAM Bandarmasih pada posisi Kwadran III/ pertumbuhan (growth strategy), yaitu dengan menerapkan strategi Agresif yang bertumpu pada kekuatan serta peluang yang ada.

Streghts (S)
1. Aplikasi sistem dan strategi
pemasaran yang baik.
2. Tim yang berpengalaman,
spesialis dan profesional.
3. Pangsa pasar produk 55%.
4. Produk eksklusif dan
termasuk dalam kategori
terbaik
Weakness (W)
Terbatasnya pasokan air baku
Tingkat kehilangan air masih cukup tinggi
Peralatan pendukung sistem produksi-distribusi belum memadai
Layanan hasil pembacaan meter yang belum optimal
Layanan pengaduan yang belum on-line
Biaya operasional masih tinggi.
Belum Full cost recovery
Besarnya beban hutang pinjaman jangka panjang.

Oppotunitties (O)
Kondisi air tanah jelek merupakan potensi pasar yang baik
Pesatnya laju pertumbuhan pendudukandaerah pelayanan.
Masyarakat sadar akan arti penting air minum untuk kesehatan
Sumber air baku dari Sungai Tabuk masih tersedia.
Dukungan Pemda atas program penyesuaian tarif setiap tahun masih dapat berjalan dengan baik.
Dukungan Pemda atas program penyesuaian tarif setiap tahun masih dapat berjalan dengan baik.
Dukungan Pemda dalam upaya pengembangan KSO dengan pihak swasta dan daerah lain.
Dukungan seluruh stakeholder atas program peningkatan dan pengembangan PDAM.
Memilliki hak eksklusif mengelola air minum
Banyak investor yang ingin menamkan modal/ bermitra Strategi SO
Ciptakan Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan pelu ang sebesar-besarnya. Strategi WO
Ciptakan Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
- Lemahnya peraturan dan keamanan pasokan sumber air baku
- Kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil.
- Kenaikan harga BBM, upah minimum serta bahan operasional
- UU perlindungan konsumen PDAM siap air minum
- Pesaing dari perusahaan sejenis
- Berkembangnya budaya hemat air.
- Pencemaran lingkungan sumber air baku. Strategi ST
Ciptakan Strategi perusahaan yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman bersifat defensif.

- Rasio Rentabilitas yang meliputi :
- Return on Operating Assets tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 0,50%, dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 4,75% dan 3,04%, sedangkan dibandingkan dengan tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 6,01%,
- Return (net) on Operating Asset tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 1,23%, dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 10,15% dan 8,44% sedangkan dibandingkan dengan tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 0,61%.
- Return on Sales tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 0,97%, dan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 13,68%, 8,80% dan 6,76%.
- Return On Aktiva Produktif tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 0,53%, dan dibandingkan tahun 2001, 2002, dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6,07%, 4,20%, 3,33%.
Kenaikan Rasio Rentabilitas ini disebabkan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin secara bertahap telah dapat meningkatkan laba dimana tahun 2005 yang bila dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar Rp2.508.385.308,58 (183,75%).
- Likuiditas perusahaan meliputi :
- Cash Ratio tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 1,32 kali, dan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,58 kali, 1,66 kali dan 1,65 kali.
- Quick Ratio tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 1,17 kali, dan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,48 kali, 2,58 kali dan 2,55 kali.
- Current Ratio tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 1,12 kali, dan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,82 kali, 2,91 kali dan 2,88 kali.
Kenaikan likuiditas perusahaan disebabkan prosentase aktiva lancar lebih besar daripada kenaikan kewajiban lancar.
- Rasio Solvabilitas meliputi
- Total Assets to Debt Ratio tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 0,2 kali yang disebabkan prosentase kenaikan aktiva lebih besar daripada kenaikan hutang khususnya hutang jangka panjang, dan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,14 kali, 0,18 kali dan 0,20kali.
- Total Debt to Equity Ratio tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2004 dan tahun 2003 masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,21 kali dan 0,10 kali yang disebabkan prosentase kenaikan hutang lebih kecil daripada kenaikan modal, namun dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,12 kali dan 0,03 kali.
- Debt to Equity Ratio tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar 0,5 kali yang disebabkan prosentase kenaikan hutang jangka panjang lebih besar daripada kenaikan modal, dan bilan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,24 kali, 0,33 kali dan 0,42 kali.
- Operating Ratio perusahaan tahun 2005 dibandingkan tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 0,01 kali, yang disebabkan prosentase kenaikan pendapatan operasi lebih besar dibandingkan biaya operasinya, dan dibandingkan dengan tahun 2001, 2002 dan 2003 masing-masing mengalami penurunan sebesar 0,14 kali, 0,09 kali dan 0,07kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar